Film “W”
Dari Segi Multikulturalisme
Film ini menceritakan tentang kisah hidup presiden George W. Bush, Jr, presiden ke-43 Amerika Serikat. Nuansa politik sempat menjadi bahan perbincangan ketika film ini akan dirilis. Seperti yang kita ketahui bersama, film fiksi ini rencananya akan dirilis menjelang masa pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2008.
Sutradara film ini adalah Oliver Stone, yang sudah tiga kali menyabet piala oscar, mempunyai inisiatif untuk membuat film biografi dari presiden Bush mulai dari ketika dia masih kuliah di Yale sampai dia menjabat sebagai Presiden AS. Stone ingin menyajikan karakter Bush yang sebenarnya dan hal-hal yang mendasari Bush dalam mengambil kebijakan. Stone merupakan seseorang yang menentang beberapa kebijakan Bush. Menurutnya, pemerintahan Bush Jr, telah mewariskan tiga perang yang menurutnya AS telah mengalami kekalahan, yaitu perang Afganistan, perang Irak, dan terhadap teroris. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa Amerika Serikat dibenci oleh masyarakat dunia.
Intro dari film ”W” ini dimulai ketika Bush Junior, yang diperankan oleh Josh Brolin, sedang membayangkan berada di tengah lapangan baseball sambil berusaha menangkap bola diiringi tepuk riuh para suporter yang mengelu-elukan nama Bush. Di film ini digambarkan betapa Bush Jr yang masih muda sangat gemar hura-hura, pemabuk dan sangat menentang kebijakan ayahnya.
Dalam film ini tak jarang keluar perkataan Bush Jr yang bernada stereotype dan prejudice terhadap etnis atau bangsa tertentu. Misalnya terhadap kalangan bangsa arab, Irak, dan Afganistan dan kerp kali Bush melabeli mereka dengan kata-kata ”teroris”. Jika presidennya saja sudah menganggap stereotype tersebut sebagai hal yang biasa, lalu bagaimana dengan rakyatnya? Apakah hal ini baik untuk proses untuk menjembatani perdamaian diantara bangsa-bangsa yang ada di dunia?
Dari segi multikulturalisme, film ”W” ini menggambarkan betapa masyarakat Amerika mengalami phobia yang akut terhadap bangsa Arab, yang mereka persepsikan sebagai bangsa barbar dan teroris. Namun, faktanya tidak seperti apa yang mereka persepsikan. Sehingga, ketika Presiden George W. Bush membuat kebijakan untuk menyerang Afganistan dengan dalih menangkap teroris Al Qaedah, kebanyakan masyarakat Amerika memberi dukungan. Bahkan, ironisnya, Bush Jr, menganggap bahwa bahwa penyerangan ke Afganistan dan Irak ini sebagai Perang Salib! Sungguh sebuah hal yang sangat disayangkan karena hal ini mengaitkan isu agama yang sangat sensitif. Karena seharusnya seluruh umat beragama di dunia semestinya dapat menghargai pemeluk agama lain, dan bekerja sama dalam menciptakan perdamaian. Dan tidak semestinya seorang presiden Bush Jr, mengatakan hal seperti itu, karena dapat menimbulkan perang dan konflik yang luas diantara bangsa-bangsa yang ada di dunia.
25 Jun 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar